Oleh Ust. Drs. Abu Bakar
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali lebih mudah melihat kekurangan orang lain, namun lalai menyadari kekurangan diri sendiri. Padahal, setiap manusia memiliki kelemahan dan kekhilafan, termasuk kita sendiri.
Berikut beberapa contoh umum yang sering terjadi:
-
Kita menyebut orang lain kurang berilmu, padahal kita sendiri masih banyak belum tahu.
-
Kita menilai orang lain kasar atau tidak berakhlak, padahal kadang perkataan dan sikap kita sendiri menyakitkan.
-
Kita menyebut orang lain pelit, namun kita sendiri jarang bershadaqah.
-
Kita mengkritik orang lain tidak mampu mengurus keluarganya, padahal dalam keluarga kita pun ada masalah yang belum terselesaikan.
-
Kita melihat rumput tetangga lebih hijau, padahal kita lupa menyiram dan merawat halaman sendiri.
Seperti kata pepatah:
“Semut di seberang lautan tampak, gajah di pelupuk mata tidak tampak.”
Atau seperti sindiran khas Bang H. Rhoma Irama:
“Sungguh terlalu!”
Hadis Nabi tentang Introspeksi Diri
Dalam konteks inilah, Rasulullah ﷺ memuji orang yang lebih sibuk memperbaiki dirinya sendiri daripada mengurusi kekurangan orang lain:
عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: طُوْبَى لِمَنْ شَغَلَهُ عَيْبُهُ عَنْ عُيُوْبِ النَّاسِ.
(أخرجه البزار بإسناد حسن)
Artinya:
Berbahagialah orang yang disibukkan dengan memperbaiki kekurangan dirinya sendiri sehingga tidak sempat mengurusi aib orang lain.
(HR. Al-Bazzār, sanadnya hasan)
Pesan Moral
Hadis di atas memberikan pelajaran penting bahwa:
-
Menjaga fokus pada perbaikan diri adalah bagian dari akhlak mulia.
-
Menghindari ghibah, su’udzan, dan sikap merasa lebih baik adalah jalan menuju keselamatan hati.
-
Allah mencintai orang-orang yang bermuhasabah dan rendah hati, bukan yang gemar menghakimi.
Penutup
Mari kita biasakan bercermin sebelum menunjuk, dan berintrospeksi sebelum berkomentar.
Perbaiki diri, tutupi kekurangan sendiri, dan doakan kebaikan bagi orang lain.
Baarakallaahu fiikum. Semoga bermanfaat.
Sumber Bacaan:
-
Bulūgh al-Marām, hal. 308
-
Subul as-Salām, Jilid 4, hal. 200
Komentar
Posting Komentar