MENAHAN DIRI DARI MARAH

Oleh Drs. Abu Bakar






Sungguh mulia orang yang mampu mengelola emosinya dari rasa marah menjadi rasa damai, santai dan masalah menjadi reda dan selesai dengan secara baik-baik saja, bijak dan penuh kedewasaan.   Orang macam ini akan mendapat konpensasi yang besar dan berharga  dari Allah SWT, yaitu berupa dicegahnya adzab   untuknya.  Perhatikan hadits berikut :

من كف غضبه كف الله عنه عذابه .

"Man kaffa ghodlobahu kaffa 'anhu 'adzaabahu".

Artinya :

"Barangsiapa (mampu) menahan emosi marahnya, maka Allah mencegah 'adzab (siksaan) untuknya". (HR. Thabrani dalam kitabnya, Al Ausath dari Anas r.a.) 

Hadits di atas mempunyai saksi (sebagai penguat), riwayat Ibnu Abid Dunya dari Ibni 'Umar r.a.

Imam Ash-Shon'any, penyusun syarah hadits, Subulussalam, mengatakan : Hadits ini adalah mengenai keunggulan menahan diri dari emosi marah dan mencegah nafsu dirinya dari memunculkan apa yang dikehendaki oleh emosi marah tersebut.  Keadaan (sikap menahan emosi marah) itu tidak bisa terjadi melainkan hanya dengan sikap santun, sabar dan berjihad (sungguh-sungguh) memerangi hawa nafsu emosinya, dan hal ini adalah urusan yang berat dan payah.   Oleh karena  itulah, Allah Ta'ala menyediakan balasan (sebagai konpensasi), yaitu dengan mencegah 'adzabNya untuk orang yang mampu menahan emosi marahnya tersebut.   Dan Allah Ta'ala berfirman mengenai sifat-sifat orang-orang yang ber-iman : 

واذا ما غضبوا هم يغفر ن .

"Dan apabila mereka marah (dongkol), mereka segera memaafkan".

Demikian, semoga bermanfaat. Baarokallaahu fiikum.


Sumber bacaan :

1. Kitab Bulughul Marom, Al Hafizh Ibnu Hajar.

2. Kitab Subulussalam, Ash-Shon'any,  jld 4, hal.199, dll.

Komentar