BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANG TUA

Oleh Drs. Abu Bakar


Biqodarillah, dengan wasilah orang tua, kita bisa hadir di dunia ini. Ibu kita mengandung kita dalam perutnya selama sembila bulan dalam keadaan yang payah,  dibawa-bawanya kemanapun ia perjalan dan pergi. Lalu melahirkan kita dalam perjuangan yang cukup berat, bagai berjalan melintas di atas jembatan sebatang bambu yang licin di atas sungai besar. Lalu ibu menyusui dan merawat kita dengan penuh kasih sayang sampai kita dewasa.  Pada saat yang sama, sang ayah banting tulang siang dan malam mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarganya (istri dan anak-anaknya). Kebutuhan makan , minum dan pendidikan mereka, agar berkembang dengan baik fisik dan psikis mereka, jasmani dan rohani sehat dan seimbang.   Sungguh tidak akan terbalas jasa-jasa dan kebaikan orang tua kita.  Oleh karenanya, sungguh tidak pantas kita membentak-bentak orang tua kita,  melawan apalagi mengutuk mereka.  Sebaliknya, hendaklah kita kasih sayangi orang tua kita, kita senangkan mereka, kita gembirakan mereka sejauh kesanggupan kita,  dan kita do'akan mereka dengan memohon rahmat dan ampunan kepada Allah SWT untuk mereka.

Perhatikan hadits berikut :

يا رسول الله ، من ابر ؟ قال : امك ثم امك ثم امك ، ثم اباك ثم الاقرب  فالاقرب .  وقال رسول الله ص.م. : لا يسال رجل مولاه من فضل هو عنده ، فيمنعه اياه ، الا دعي له يوم القيامة فضله الذي منعه شجاعا اقرع .

Artinya :

" Kakek Bahj bin Hakim r.a. berkata : Wahai Rasulallah, kepada siapakah aku mesti berbakti (berbuat kebajikan sesudah menyembah Allah Ta'ala) ?   Rasul SAW menjawab : Kepada ibumu, kemudian kepada ibumu, kemudian kepada ibumu, kemudian kepada ayahmu, kemudian kepada keluarga yang lebih dekat lalu kepada yang lebih dekat.   Dan Rasulullah SAW bersabda : Tidaklah seseorang meminta  kepada keluarga dekatnya, (sesuatu) dari kelebihan (harta benda/makanan) yang dimilikinya, lalu ia mencegahnya (tidak memberikannya kepada yang meminta itu), melainkan ia dipanggil (nanti) pada hari qiyamat  - lantaran punya kelebihan yang ia menolak untuk memberikannya - dengan (panggilan) " Syujaa'an Aqro'  (seorang yang  gagah berani tetapi botak, jelek kepalanya) "    Abu Dawud berkata :   Aqro' itu adalah orang yang hilang rambut kepalanya (botak) lantaran beracun (kepalanya mengandung racun atau kena racun). [ HR. Abu Dawud dari Bahj bin Hakim dari ayahnya, dari kakeknya r.a. , hadits hasan shahih ]

Sedikit penjelasan dari konten hadits di atas :

-  Sayang dan berbakti kepada ibu mesti lebih tinggi, sebab ibulah yang mengandung dan melahirkan. Artinya, sebagai konpensasi  beban penderitaan ibu lebih berat. Ini yang harus kita apresiasi. Kemudian ayah juga tidak kalah penting, sebab dialah yang berusaha jungkir balik mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan istri dan anak-anaknya, dan kemudian orang/keluarga terdekat kita.

- Orang yang yang menolak, tidak mau memberikan sesuatu dari bagian kelebihan hartanya/makanannya, ketika diminta oleh orang tuanya atau orang tua asuhnya yang sedang membutuhkannya, maka pada hari qiyamat nanti, orang macam ini (yang menolak untuk memberikan sebagian kelebihannya itu) adalah berpenampilan gagah berani tetapi kepalanya botak beracun (sehingga mengganggu kegagahannya).  Wal'iyaadzu billaah.

Demikian, semoga bermanfaat. Baarokalaahu fiikum.


Sumber bacaan :

1. Kitab Tashih/Tahqiq Sunan Abu Dawud, hal. 594, hadits no. 5.139.

2. Kitab Riyadlush-Shoolihiin dan Syarahnya, Syaikh Utsaimin, dll.

Komentar