Oleh Drs. Abu Bakar
Berbakti kepada kepada kedua orang tua (ayah dan ibu) selanjutnya adalah melanjutkan hubungan yang baik (mahabbah) terhadap teman, handaitolan dan sahabat-sahabat ayah dan ibu yang selama ini sudah dibina, dijaga dan rawat dengan baik, yakni yang di luar hubungan keluarga nasabiyah. Mengapa? Karena menjaga hubungan baik di luar keluarga itu akan lebih mudah hilang dan putus begitu saja, bahkan hilang jejak sama sekali terhadap anak-anak keturunan kita, bila kita tidak berupaya menjaga dan merawatnya. Karena itulah, Nabi SAW mengisyaratkan agar merawatnya, bahkan dalam konteks ini Beliau menilainya sebagai kebaktian (berbuat baik) kepada kedua orang tua yang paling baik. Perhatikan hadits berikut :
ان ابر البر صلة المرء اهل ود ابيه ، بعد ان يولي .
" Inna abarrol birri shilatul mar-i ahla wuddiabiihi, ba'da ay-Yuwalliya ".
Artinya :
" Sesungguhnya berbakti yang paling baik (kepada kedua orang tua) adalah seseorang menyambung (hubungan baik/mahabbah) terhadap suatu keluarga yang dicinta kasihi ayahnya, (yakni) sesudah sang ayah (meninggal) menjadi teman setia (keluarga tersebut) ". [ HR. Abu Dawud dari sahabat Ibnu 'Umar r.a., hadits shahih ]
Sedikit penjelasan :
- Mafhum konten hadits di atas, tagasnya adalah, bahwa anak yang berbakti kepada kedua orang dengan kebaktian yang paling baik, adalah menyambungkan kembali atau melanjutkan, marawat dan mempertahankan hubungan komunikasi persaudaraan / mahabbah yang dibentuk oleh orang tua dengan suatu keluarga lain yang tidak ada hubungan nasab, baik ketika orang tua kita masih hidup atau lebih-lebih sudah meninggal.
Demikian, semoga bermanfaat. Baarokallaahu fiikum.
Sumber bacaan :
1. Kitab sunan Abu Dawud, hal. 594, hadits no. 5.143.
2. Kitab Riyadlush-Sholihin, dll.
Komentar
Posting Komentar