HAL-HAL YANG DAPAT MEMBATALKAN KEIMANAN

 Oleh Drs. Abu Bakar


Yang dimaksud "Hal-hal yang dapat membatalkan keimanan (نواقض الايمان )"  seorang muslim yang beriman adalah sesuatu yang dapat menghilangkan keimanan tersebut sesudah masuk di dalamnya.  Demikian dijelaskan dalam kitab Muqorror Tauhid

Pada episode yang lalu telah dibahas beberapa poin, hal-hal yang dapat membatalkan keimanan seorang muslim yang beriman, yaitu:

1. Mengingkari sifat Rububiyah (Ketuhanan Allah 'Azza wa Jalla), atau sesuatu dari sifat Rububiyah- Nya, atau mengaku (mengklaim) sesuatu dari Keistimewaan Sifat Rububiyah-Nya, atau membenarkan orang yang mengaku memiliki keistimewaan sifat Rububiyah itu.

2. Enggan dan sombong untuk menyembah kepada Allah Ta'ala.  

3. Syirik (mengadakan sekutu) dalam menyembah kepada Allah Ta'ala.

Selanjutkan, dalam kitab Muqorror Tauhid, Dr. Syaikh Fauzan menjelaskan poin berikutnya, hal-hal yang dapat membatalkan keimanan itu adalah:

4. Menentang sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah Ta'ala untuk diri-Nya, atau sesuatu yang telah ditetapkan oleh Rasul-Nya SAW untuk diri-Nya.  

Demikian pula (termasuk menentang ketetapan Allah), orang yang menjadikan sesuatu terhadap makhluq dari sifat-sifat-Nya yang Khas (istimewa) itu dengan Allah, seperti Ilmu Allah.  Dan lagi (termasuk menentang ketetapan Allah), menetapkan sesuatu yang ditiadakan oleh Allah Ta'ala untuk diri-Nya, atau yang ditiadakan oleh Rasul-Nya SAW.  Allah Ta'ala berfirman dalam rangka memberikan nasihat terhadap rasul-Nya (dan menetapkan sifat-sifat-Nya dan atau meniadakan sifat yang tidak patut bagi-Nya) :

قل هو الله احد (١) الله الصدد (٢) لم يلد ولم يولد (٣) ولم يكن له كفوا احد (٤)

Artinya :

1. Katakanlah (hai Muhammad) : Dia-lah Allah Yang Maha Esa.

2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.

3. Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan. 

4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan-Nya. 

(QS. Al Ikhlas : 1 - 4)

Untuk menetapkan sifat-sifat yang dimiliki-Nya, Allah Ta'ala berfirman dalam ayat yang lainnya :

Artinya :

"Dan hanya kepunyaan Allah, Nama-nama Yang Baik itu (Asmaa-ul Husna). Maka bermohonlah kepada-Nya dengan (menyebut) Asmaa-ul Husna itu, dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang (dari kebenaran dalam menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan". (QS. Al A'rof : 180)

Untuk menetapkan kekuasaan dan hak-Nya, Allah Ta'aalaa berfirman dalam ayat yang lainnya :

Artinya :

"Tuhan (yang menguasai) langit dan bumi dan apa-apa yang ada diantara keduanya, maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadah kepada-Nya. Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia (yang patut disembah)? (QS. Maryam : 65)

Demikian kitab Muqorror Tauhid menjelaskan mengenai sifat-sifat yang agung dan istimewa bagi Allah Ta'ala yang ditetapkan-Nya sendiri, seperti pada ayat-ayat di atas. Manusia selaku makhluq yang tidak memiliki kekuasaan apa-apa, tidak pantas dan tidak layak menentang sifat-sifat Agung yang dimiliki Allah Ta'ala sebagaimana ayat di atas, tidak layak dan tidak pantas pula manusia selaku makhluq, menyandang sifat-sifat Khas (istimewa) milik Allah SWT untuk dirinya. Orang-orang yang beriman tentu saja senantiasa menghindari dari perbuatan-perbuatan tersebut. (Pen.)

Demikian, semoga bermanfaat. Baarokallaahu fiikum. 


Sumber bacaan:

1. Kitab Muqorror Tauhid, Jld.II, halaman 17.

2. Syarah Tauhid, Fathul Majid.

3. Tahdzib Tashil 'Aqidah Islamiyah.

4. 'Aqidatul Mukmin, Abu Bakar Al Jazairy, dll.

Komentar