HIKMAH MAULID NABI SAW : AKHLAQ TERHADAP RASULULLAH SAW

 Oleh Drs. Abu Bakar






Sebagai seorang mukmin sudah seharusnya dan sepantasnya kita mencintai Beliau melebihi cinta kita kepada siapapun selain Allah SWT.  Bila iman kita tulus, lahir dari lubuk yang paling dalam, tentulah kita akan mencintai Beliau, karena cinta itulah yang membuktikan kita betul-betul beriman atau tidak kepada Beliau.  Rasulullah SAW bersabda :

لا يؤمن احد كم حتى أكون أحب إليه من نفسه ووالده وولده والناس اجمعين . 

(Laa yukminu ahadukum hattaa akuuna ahabba ilaihi min nafsihi wa waalidihi wa waladihi wan naasi ajma'iina)

Artinya :

"Tidak beriman (tidak sempurna iman) salah seorang diantara kalian sebelum aku lebih dicintainya daripada dirinya sendiri, orang tuanya, anaknya, dan semua manusia".  (HR. Bukhari, Muslim, dan Nasa-i)

Sebagai konsekwensi dari menempatkan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya sebagai cinta yang pertama dan utama, maka tentu saja cinta kepada kedua orang tua, anak-anak, suami atau isteri, sanak-saudara, harta benda dan lain sebagainya, harus ditempatkan di bawah kedua cinta tersebut (termasuk di bawah cinta kepada jihad pada jalan Allah).   Baca QS. At-Taubah ayat 24 ! 

Dalam mencintai Rasulullah SAW, marilah kita meneladani para sahabatnya r.a.  Diriwayatkan betapa cintanya Tsauban kepada Nabi SAW, sehingga ia tidak dapat menahan rindu kalau lama tidak melihat Beliau.   Suatu ketika ia tidak dapat melihat wajah Nabi SAW beberapa hari lamanya.  Mukanya pucat, hatinya gundah-gulana.  Ketika bertemu dengan Nabi SAW, ia ditanya tentang perubahan keadaannya yang demikian itu.  Tsauban menjawab : "Saya tidak sakit ya Rasulallah.  Hanya saja, apabila saya terhalang melihat wajah tuan, saya tak dapat menahan hati.  Dan saya takut benar, di Akhirat nanti tidak dapat memandang wajahmu.  Tuan berada di Sorga di tempat yang sangat tinggi. Saya tentu tidak dapat menyertai tuan".  

Mendengar kata-kata Tsauban ini, Nabi SAW berkata : "Engkau beserta orang yang engkau cintai !".     Pada saat itu pula turunlah Wahyu Allah SWT.   : 

ومن يطع الله والرسول فاولئك مع الذين انعم الله عليهم ........

Artinya :

"Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu Nabi-nabi, orang-orang yang benar, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya".  (QS. An-Nisa : 69)

Demikian pula besarnya cinta Bilal kepada Nabi SAW .   Diqisahkan waktu muadzdzin Nabi SAW itu hendak menghembuskan nafasnya yang penghabisan, beberapa kawannya yang menyaksikan berkata : "Aduh, betapa pedih hati kami !".   Mendengar kata-kata ini, Bilal justeru menjawab : "Wahai betapa gembira hatiku, esok aku akan segera bertemu dengan Nabi Muhammad (SAW)".  

Demikianlah gambaran betapa cintanya Tsauban dan Bilal, dua sahabat Nabi SAW kepada junjungannya Nabi Muhammad SAW .  Demikian pulalah kecintaan para sahabat Nabi SAW yang lain kepada Beliau.

Demikian sebahagian akhlaq terhadap Baginda Rasulullah SAW ini, sebagai bukti cinta kepadanya.  Kajian ini agak panjang, masih bersambung pada episod berikutnya. 

Demikian, semoga bermanfaat. Baarokallaahu fiikum.


Sumber bacaan :

1. Kuliah Akhlaq, karya Drs.Yunahar Ilyas, Lc., MA.

2. Kitab Riyadlushshoolihin dan Syarahnya, oleh Syaikh 'Utsaimin, dll.

Komentar