DIHIDUPKANNYA KEMBALI KEDUA ORANG TUA NABI MUHAMMAD SAW

 Oleh Drs. Abu Bakar




Salah satu bukti kecintaan kita kepada Baginda Nabi Muhammad SAW adalah menghindari berita-berita yang terindikasi lemah dan atau palsu menurut hasil penelitian  para 'Ulama Hadits yang disandarkan kepada Nabi SAW, padahal bukan dari Beliau dan bukan sabda Beliau.  Berita-berita itu terkadang sudah populer di tengah masyarakat, tetapi ternyata bukan sabda Nabi SAW.   Tentu kita hanya takut kepada Allah dan ancaman Rasul-Nya :

من كذب علي متعمدا فليتبوأ مقعده من النار .

"Barang siapa yang mengadakan dusta atas (nama)ku dengan sengaja, maka hendaklah dia siapkan tempat duduknya di api neraka". (HR. Bukhari, Muslim dan lainnya dari sahabat Abi Hurairah r.a., hadits mutawatir)

Berkata sahabat Ubay bin Ka'ab r.a. :

اقتصاد فى سنة خير من اجتهاد فى خلاف سنة.

"Sederhana di dalam Sunnah itu lebih baik dari pada bersungguh-sungguh dalam menentang (menyelisihi) Sunnah".

Berkata 'Abdullah bin Mas'ud r.a., atau yang terkenal dengan sebutan Ibnu Mas'ud r.a. :

لا يقبل الله قولا إلا بعمل ، ولا عملا إلا بنية. ولا يقبل قولا وعملا ونية إلا بما وافق الكتاب والسنة.

"Allah tidak akan menerima perkataan melainkan dengan amal perbuatan, dan tidak akan menerima amal perbuatan melainkan dengan niat, dan tidak akan menerima perkataan, amal perbuatan dan niat, melainkan dengan apa yang sesuai dengan Kitab (Al Qur'an) dan As-Sunnah (ash-shahiihah)".  

Hadits lemah dan atau palsu berikutnya adalah seputar  riwayat "Dihidupkannya kembali dua orang tua Nabi SAW" seperti berikut :

احياء ابوي النبي صلى الله عليه وسلم حتى آمنا به.

(Ihyaa-u abawayin Nabiyyi SAW hatta aamanaa  bihi)

Artinya :

"Kedua orang tua Nabi SAW dihidupkan kembali sehingga keduanya sempat beriman kepada Beliau".   

Penjelasan :

- Hadits ini menurut para ahli hadits adalah Hadits Mungkar ( منكر ).

- Diriwayatkan oleh As-Suhaly dari 'Aisyah r.a.  Demikian penjelasan Al Khathib dalam memberikan contoh hadits : As-Saabiq dan Al-Laahiq.

- Suhail telah mengatakan : Dalam sanad hadits ini ada beberapa rawi yang majhul (tidak dikenal para ahli hadits).

- Imam Ibnu Katsir mengatakan : Hadits ini sangat mungkar, walaupun hal ini bisa terjadi karena mengingat qudrat Allah yang begitu besar. Akan tetapi hadits ini sangat bertentangan dang hadits-hadits yang shahih, dimana telah dijelaskan bahwa Rasulullah SAW telah memintakan maghfirah untuk orang tuanya, akan tetapi tidak diterima oleh Allah SWT.  

Beliau hanya diizinkan oleh Allah untuk mendatangi quburan mereka saja.   Wallaahu a'lam.

Demikian, semoga bermanfaat. Baarokallaahu fiikum.


Sumber bacaan :

1. Himpunan Hadits Lemah dan Palsu, hal.307-308, hadits no.408, karya Qosim Koho dan A.Yazid.

2. Silsilah Al Ahadits al Dla'ifah wal Maudlu'ah, karya Syaikh Al Albany.

3. Kembali Kepada Al Qur'an dan As-Sunnah, karya K.H.Munawar Khalil.

4. Dla'ifut Targhib wat Tarhib, karya Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani, dll.

Komentar