ZIARAH KE MASJID-MASJID YANG DISUNNAHKAN

 Oleh Drs. Abu Bakar




Di lihat dari latar belakang pembangunannya, maka Masjid dapat dibagi menjadi dua macam :

1. Masjid yang dibangun atas dasar taqwa.  Masjid inilah tempat ibadah yang diridloi Allah SWT.   (QS. At-Taubah : 108)

2. Masjid yang dibangun atas dasar kemadlaratan ( untuk memecah belah ummat ).  Masjid inilah yang disebut Masjid Dlirar.   ( Baca QS. At-Taubah : 107 ! )

Dari dua ayat di atas, kita memperoleh pemahaman bahwa masjid yang dibangun di muka bumi ini berbeda-beda tingkatannya, sesuai dengan motivasi pembangunannya.  

Rasulullah SAW pun membedakan antara satu masjid dengan masjid lainnya, sehingga ada masjid yang lebih utama untuk berziarah kepadanya, seperti : Masjidil Haram (di Mekkah), Masjid Nabawy (di Madinah) dan Masjid Al Aqsha (di Palestina).  Rasulullah SAW bersabda :

لا تشد الرحال إلا الى ثلاثة مساجد : المسجد الحرام ومسجد الرسول ص.ع.  ومسجد الاقصى .

Artinya :

"Tidak disunnahkan bepergian (berziarah religi di tempat-tempat ibadah) kecuali kepada 3 masjid, yaitu : al Masjidil Haram, Masjid Rasul SAW dan Masjid Al Aqsha.   (HR. Bukhari dari Abi Hurairah r.a.)

Hadits lain :

انما يسافر الى ثلاثة مساجد : مسجد الكعبة ، ومسجدي ، ومسجد ايلياء .

Artinya :

"Sesungguhnya seseorang bepergian itu (ziarah yang disunnahkan di tempat-tempat ibadah itu) hanyalah kepada 3 masjid, yaitu : Masjid Ka'bah (Masjidil Haram), Masjidku (Masjid Nabawy di Madinah) dan Masjid Iliya ( Al Aqsha di Palestin ).

Keunggulan 'Ibadah di TIGA Masjid itu, dijelaskan oleh Rasul SAW: 

الصلاة في المسجد الحرام بمائة ألف صلاة ، والصلاة في مسجدي بالف صلاة ، والصلاة في بيت المقدس بخمسمائة صلاة.

Artinya :

"Shalat di Masjidil Haram (pahalanya) seratus ribu shalat, dan shalat di masjidku (pahalanya) seribu shalat, dan shalat di Baitul Maqdis (pahalanya) lima ratus shalat (jika dibandingkan dengan masjid lainnya)".  [ HR. Al Bazzar ]

Menurut Imam At-Tahawy (salah seorang 'Ulama Hadits/Fiqih), yang dimaksudkan dengan shalat tersebut ialah shalat fardlu, sebab shalat sunnah yang paling utama adalah di rumah sendiri. 

Demikian, semoga bermanfaat. Baarokallaahu fiikum.


Sumber bacaan :

1. Buku Fatwa Tarjih, jilid VI, hal. 61-62.

2. Buku Himpunan Fatwa Majlis 'Ulama Indonesia (MUI).

3. Kitab Shahih Bukhari.

4. Kitab Shahih Muslim, dll.

Komentar