Oleh Drs. Abu Bakar
Salah satu rasa cinta kita kepada Baginda Nabi Muhammad SAW sebagai rasul Allah SWT adalah menghindari konten-konten hadits yang terindikasi lemah dan atau palsu menurut para 'Ulama Hadits. Sebab hadits lemah dan atau palsu itu mengandung dugaan kuat bukan berasal dari lisan, atau perbuatan, atau taqrir (ketetapan) Beliau yang mulia. Karena itu Beliau mengingatkan dengan sabdanya :
من كذب علي متعمدا فليتبوأ مقعده من النار
"Barang siapa yang mengadakan dusta atas (nama)ku dengan sengaja, maka hendaklah dia siapkan tempat duduknya di api neraka". (HR. Bukhari, Muslim dan lainnya, dari Abi Hurairah r.a., hadits mutawatir)
Hadits lemah dan atau palsu berikutnya adalah seputar, "Banyak cakap ketika bersenggama dan efeknya", seperti berikut :
لا تكثروا الكلام عند مجامعة النساء ، فإن منه يكون الخرس والفأفأة
(Laa tuktsirul kalaama 'inda mujaama'atin nisaa-i, fa inna minhu yakuunul kharasu wal fa'fa-atu)
Artinya :
" Janganlah kamu banyak bicara di waktu bersenggama (bersetubuh/kelonan) dengan perempuan (istri), karena sesungguhnya banyak bicara pada saat bersenggama itu bisa menjadikan (anak keturunannya nanti) menjadi bisu dan gagap ".
Penjelasan ahli hadits :
- Hadits di atas : ضعيف جداً (sangat lemah).
- Imam Jalaluddin As-Suyuthy memasukkan hadits ini dalam kitabnya, Al-Laaly (kumpulan hadits-hadits lemah/palsu), juz II, halaman 170-171.
- Muhammad Nashiruddin Albany (Syaikh Al Albany) menjelaskan sebab kelemahan hadits ini adalah sebagai berikut :
1. Hadits ini mursal, karena rawi yang bernama Qabishah dalam sanad ini adalah seorang tabi'in (bukan sahabat), yang tidak mungkin berjumpa dengan Rasulullah SAW.
2. Rawi yang bernama Zuhair dalam sanad hadits ini diperselisihkan (keberadaannya oleh para 'Ulama Hadits) :
- Al Hafizh (Ibnu Hajar) mengatakan : Haditsnya tidak shahih.
- Imam Bukhari : Hadits ini adalah dari orang Syam yang lain (bukan dari orang yang biasa meriwayatkan hadits).
- Imam Abu Hatim : Banyak terjadi kesalahan hafalannya.
- Dalam kitab Mizanul I'tidal dijelaskan bahwa Imam Tirmidzi telah bertanya kepada Imam Bukhari tentang hadits ini, maka Bukhari menjawab : Saya kenal Syaikh ini (yang membawa hadits ini), dan seolah-olah hadits ini : Maudlu' (palsu).
- Namun demikian, walau hadits ini diduga kuat lemah sekali, namun secara etika dan adab sepertinya kurang etis kalau banyak bicara ketika bersenggama itu, apa lagi suaranya keras sampai terdengar di luar kamar, misalnya. (Pen.)
Demikian, semoga bermanfaat. Baarokallaahu fiikum.
Sumber bacaan :
1. Al Ahadits al Dlo'ifah wal Maudlu'ah, karya Syaikh Al Albany.
2. Himpunan Hadits Lemah dan Palsu, karya Qosim Koho dan A.Yazid, hal. 248, hadits no.330, dll.
Komentar
Posting Komentar