MOHON AMPUN KEPADA ALLAH TA'ALA ( استغفار )

 Oleh Drs. Abu Bakar



Istighfar ialah menundukkan jiwa, hati dan pikiran kepada Allah seraya memohon ampun dari segala dosa. Demikian Prof. Dr.TM.Hasbi Ash-Shiddiqy menjelaskan dalam bukunya, "Pedoman Dzikir dan Do'a".  

Nabi SAW bersabda :

من اكثر من الاستغفار جعل الله له من كل هم فرجا ، ومن كل ضيق مخرجا ، ورزقه من حيث لا يحتسب .  

(Man aktsaro minal istighfaari ja'alallaahu lahu min kulli hammin farjan, wa min kulli dliiqin makhrojan, wa rozaqahu min haitsu laa yahtasibu)

Artinya :

"Barang siapa memperbanyak istighfar (mohon ampun kepada Allah), niscaya Allah jadikan (berikan) baginya dari setiap kegundahan (kesusahan) dengan kelegaan (perasaan hati yang lega), dari setiap kesempitannya (Allah berikan) jalan keluar, dan Allah memberikan rizqi kepadanya secara tak terduga-duga". (HR. Abu Dawud)

Dzikir istighfar (memohon ampun kepada Allah Ta'ala) itu di antaranya :

استغفر الله العظيم ، الذي لا اله إلا هو الحي القيوم واتوب إليه .

(Astaghfirullaahal 'azhiima, alladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyuumu wa atuubu ilaihi)

Artinya :

" Aku memohon ampun kepada Allah, Dzat Yang Maha Agung, Dzat yang tiada Ilah selain Dia, Dzat Yang Maha Hidup lagi terus-menerus mengurus (makhluq-Nya); dan aku bertaubat kepada-Nya ". (HR. Tirmidzi dan Abu Dawud dari sahabat Zaid Abi Yasar r.a.)

Diriwayatkan pula hadits di atas oleh Hakim dari Ibni Mas'ud r.a. dan dia (Hakim) mengatakan : (Hadits ini) shahih sesuai syarat kesahihan Bukhari -Muslim.

Penjelasan :

- Dzikir istighfar di atas termasuk dzikir umum, tidak terikat waktu. Artinya, kapan saja boleh diamalkan asal di waktu-waktu yang baik dan di tempat-tempat yang baik untuk berdzikir.

- Dalam riwayat yang lain, dianjurkan pula membaca dzikir istighfar di atas setelah shalat sunnat fajar (qobliyah subuh) sebelum qomat. (HR. Abu Dawud, Tirmidzy dari Tsauban r.a.)

Demikian, semoga bermanfaat. Baarokallaahu fiikum.


Sumber bacaan :

1. Al Adzkar, An-Nawawy, Damaskus.

2. Pedoman Dzikir dan Do'a, Prof.Hasbi, hal. 498.

3. Al Ma'tsurat, karya Abu Khodijah Ibnu Abdurrahim, hal. 272, dll.


Komentar