Adab-Adab Makmum Sebelum Berdiri Takbiratul Ihram

 Oleh Ust. Drs. Abu Bakar



Agar ibadah shalat kita sempurna dan diterima oleh Allah SWT, penting untuk memperhatikan adab (tata krama dan etika), baik sebelum, saat, maupun setelah melaksanakan shalat.

Berikut ini adalah beberapa adab makmum sebelum melaksanakan takbiratul ihram:


1. Memperbanyak Dzikir dan Doa Saat Menunggu Shalat

Ketika duduk menanti shalat berjamaah, disunnahkan bagi makmum untuk membaca dzikir berikut, masing-masing sebanyak 10 kali:

  • Tasbih: Subhanallah

  • Tahmid: Alhamdulillah

  • Tahlil: La ilaha illallah

  • Takbir: Allahu akbar

  • Istighfar: Astaghfirullah

Setelah itu, dianjurkan membaca doa berikut:

رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِينِ، وَأَعُوذُ بِكَ رَبِّ أَنْ يَحْضُرُونِ
Rabbi a‘ūdzu bika min hamazātis-syayāṭīn, wa a‘ūdzu bika rabbi an yaḥḍurūn.

Artinya:
“Ya Tuhanku, aku berlindung kepada-Mu dari bisikan setan, dan aku berlindung kepada-Mu, wahai Tuhanku, dari kehadiran mereka.”
(HR. Ibnu as-Sunni dan Abu Dawud)


2. Berdiri Ketika Iqamah Sampai Bacaan “Qad Qāmatis Shalāh”

Disunnahkan bagi makmum untuk berdiri ketika iqamah dikumandangkan, tepatnya setelah muadzin mengucapkan: "Qad qāmatis shalāh".
(HR. Ibnul Mundzir dari Anas radhiyallahu ‘anhu)


3. Berdiri dengan Tenang dan Khusyuk

Setelah berdiri dalam barisan shalat (shaf), makmum dianjurkan untuk tenang dan khusyuk di hadapan Allah SWT. Kemudian disunnahkan membaca doa (secara sirr/pelan):

اللَّهُمَّ آتِنِي أَفْضَلَ مَا تُؤْتِي عِبَادَكَ الصَّالِحِينَ
Allāhumma āatini afḍala mā tu’tī ‘ibādakaṣ-ṣāliḥīn.

Artinya:
“Ya Allah, limpahkanlah kepadaku sebaik-baik yang Engkau berikan kepada hamba-hamba-Mu yang saleh.”
(HR. an-Nasa’i dan Ibnu as-Sunni, dari Sa‘id bin Abi Waqqash)


4. Merapatkan dan Meluruskan Shaf

Makmum hendaknya:

  • Merapatkan bahu dengan bahu, jangan membiarkan celah kosong di antara jamaah.

  • Meluruskan barisan dari kanan ke kiri.

  • Jangan berdiri terlalu ke depan atau ke belakang dari garis shaf.


5. Mengisi Shaf Pertama Terlebih Dahulu

Jika shaf pertama sudah penuh, baru kemudian isi shaf kedua, dan seterusnya. Shaf yang paling utama adalah shaf pertama bagi laki-laki dan shaf terakhir bagi perempuan.


6. Menerima dengan Lapang Dada Bila Ditarik untuk Meluruskan Shaf

Apabila ada jamaah lain yang menarik atau mengajak untuk merapat dan meluruskan shaf, hendaknya diterima dengan lapang dada, karena itu demi kesempurnaan shalat.


7. Menyadari Bahwa Meluruskan Shaf Termasuk Kesempurnaan Shalat

Rasulullah ﷺ sangat menekankan pentingnya meluruskan dan merapatkan shaf. Bahkan, sebagian ulama seperti Imam Bukhari dan Ibnu Hazm menyatakan bahwa meluruskan shaf adalah wajib, bukan sekadar sunnah, sebagaimana pendapat jumhur ulama.

“Luruskanlah shaf kalian, karena meluruskan shaf termasuk dari kesempurnaan shalat.”
(HR. Abu Dawud, Bukhari, Muslim, al-Bazzar, dan lainnya)


Penutup

Dengan memperhatikan adab-adab tersebut, insya Allah shalat kita akan semakin khusyuk, tertib, dan bernilai di sisi Allah SWT. Kesempurnaan amal bergantung pada kesempurnaan adabnya.

Semoga bermanfaat. Baarakallahu fiikum.


Sumber Bacaan:

  1. Fiqh Sunnah, Sayyid Sabiq, Jilid I

  2. Bulughul Maram dan syarahnya, ash-Shan‘ani

  3. Pedoman Shalat, Hasbi Ash-Shiddieqy

  4. Subulussalam, Imam ash-Shan‘ani

  5. Syarah Riyadhus Shalihin, Syaikh al-‘Utsaimin


Komentar