Oleh Ust. Drs. Abu Bakar
Fenomena gerhana bulan maupun matahari adalah peristiwa alamiah (natural) yang terjadi atas ketetapan dan kekuasaan Allah SWT. Ia bukan disebabkan oleh kematian atau kelahiran seseorang, bukan pula pertanda politik, bencana, atau perubahan ekonomi.
Peristiwa ini adalah tanda kebesaran Allah yang patut direnungkan, bukan ditafsirkan dengan tahayul atau mitos.
Hadis Shahih tentang Gerhana
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:
"إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللهِ، لَا يَنْخَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللهَ، وَكَبِّرُوا، وَصَلُّوا، وَتَصَدَّقُوا"
(HR. Bukhari dan Muslim)
Artinya:
"Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah. Keduanya tidak mengalami gerhana karena kematian seseorang ataupun kehidupannya. Maka jika kalian melihat (gerhana) itu, berdoalah kepada Allah, bertakbirlah, bersedekahlah, dan dirikanlah shalat."
Hukum Shalat Gerhana
Para ulama sepakat bahwa shalat gerhana hukumnya sunnah muakkadah (sunnah yang sangat dianjurkan).
-
Boleh dilakukan secara berjamaah maupun sendiri.
-
Berlaku untuk laki-laki dan perempuan.
-
Disunnahkan juga untuk memperbanyak dzikir, istighfar, doa, dan sedekah.
Tata Cara Shalat Gerhana (Kaifiyat Shalat Kusuf/Khusuf)
Shalat gerhana terdiri dari 2 rakaat, dan setiap rakaat terdapat dua kali ruku. Maka totalnya adalah:
2 rakaat, 4 kali ruku, dan 4 kali sujud.
Langkah-langkah pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
-
Imam menyeru:
“As-shalātu jāmi‘ah”
(Mari kita laksanakan shalat berjamaah). -
Takbiratul ihram, membaca Surat Al-Fatihah, lalu membaca surat panjang (dengan jahr – dikeraskan).
-
Ruku pertama (ruku I): dilakukan cukup lama sambil memperbanyak tasbih.
-
I’tidal: mengangkat kepala sambil membaca "Sami’allāhu liman ḥamidah, rabbana lakal-ḥamd."
-
Berdiri kembali: membaca Al-Fatihah dan surat panjang, namun lebih pendek dari sebelumnya.
-
Ruku kedua (ruku II): lebih singkat dari ruku pertama.
-
I’tidal, lalu sujud seperti biasa.
-
Duduk di antara dua sujud, lalu sujud kedua.
-
Rakaat kedua dilakukan dengan pola yang sama seperti rakaat pertama, namun durasi bacaannya lebih singkat.
-
Setelah rakaat kedua selesai, salam.
Khotbah Setelah Shalat Gerhana
Setelah shalat, imam dianjurkan menyampaikan khotbah, berisi:
-
Peringatan akan kekuasaan dan keagungan Allah.
-
Anjuran untuk banyak beristighfar, bertaubat, dan bersedekah.
-
Mengajak jamaah memperbaiki iman dan amal saleh.
Penutup
Gerhana adalah momen tadabbur bagi orang beriman. Ini saat yang tepat untuk mengagungkan kebesaran Allah, bukan menebar ketakutan atau spekulasi.
Mari jadikan setiap peristiwa alam sebagai media tafakkur yang menguatkan keyakinan kita kepada Allah SWT.
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal."
(QS. Ali ‘Imran: 190)
Semoga bermanfaat. Baarakallahu fiikum.
Sumber Bacaan:
-
Fiqh Sunnah, Sayyid Sabiq, Jilid I, hlm. 180–182
-
Al-Adzkar an-Nawawi, hlm. 158–159
-
Bulughul Maram dan syarahnya
-
Shahih Bukhari dan Shahih Muslim
-
Kitab-kitab tafsir dan fikih klasik serta kontemporer
Komentar
Posting Komentar