Kajian Adab: Makruh Tidur Berbaring di Atas Perut (Tengkurap/Ngedakom)

 Oleh Ust. Drs. Abu Bakar


Pendahuluan

Sering kali ketika kita tidur atau beristirahat, kita tidak terlalu memedulikan posisi tubuh. Yang penting nyaman dan bebas. Namun, sebagai umat Islam, kita diajarkan untuk memperhatikan adab-adab dalam segala aktivitas, termasuk dalam tidur, agar tidak menimbulkan dampak negatif baik secara fisik maupun spiritual.


Hadis Tentang Larangan Tidur Tengkurap

Rasulullah ﷺ pernah memperingatkan tentang posisi tidur tengkurap (berbaring di atas perut), sebagaimana disebutkan dalam hadis berikut:

عن أبي هريرة قال: رأى رسول الله ﷺ رجلاً مضطجعًا على بطنه، فقال: "إن هذه ضجعة لا يحبها الله".
(رواه الترمذي، وقال الحافظ أبو طاهر زبير: إسناده حسن)

Artinya:
“Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata: Rasulullah ﷺ melihat seorang laki-laki sedang tidur tengkurap, lalu beliau bersabda: 'Sesungguhnya tidur dengan posisi seperti ini tidak disukai oleh Allah.'”
(HR Tirmidzi, dan menurut Al-Hafizh Abu Thahir Zubair, sanad hadis ini hasan)


Makna dan Hikmah Hadis

  • Kata "Ḍaj‘ah" (ضجعة) mengandung makna banyak tidur, kelemahan, dan pikiran yang tumpul.
    Ini menunjukkan bahwa tidur dengan posisi tengkurap bisa berdampak pada mental dan spiritual, membuat seseorang cenderung malas, lemah semangat, dan tidak produktif.

  • Dampak kesehatan:
    Dalam kajian medis, tidur tengkurap juga tidak direkomendasikan karena bisa mengganggu pernapasan, menekan organ dalam, dan menimbulkan nyeri punggung.

  • Dampak spiritual:
    Posisi ini dianggap tidak pantas dan tidak menunjukkan ketenangan serta keadaban dalam tidur, sebagaimana dituntunkan oleh Rasulullah ﷺ.


Kesimpulan

Tidur dalam posisi tengkurap termasuk makruh, karena tidak disukai oleh Allah sebagaimana disebutkan dalam hadis Nabi ﷺ. Selain berdampak buruk bagi kesehatan, posisi ini juga mencerminkan kurangnya adab dan berpotensi menumbuhkan sifat malas dan kelemahan berpikir.

Lebih utama bagi seorang Muslim adalah tidur miring ke kanan, sebagaimana dicontohkan Rasulullah ﷺ dalam banyak riwayat.


Semoga bermanfaat. Baarakallaahu fiikum.


Sumber Bacaan:

  1. Kitab Jāmi‘ at-Tirmidzi, hlm. 821, hadis ke-2768

  2. Syarah Hadis-hadis Akhlak dan Adab dalam Islam

  3. Etika Tidur dalam Islam, KH. Ahmad Zaini

Komentar