Kajian Amal: Dua Syarat Amal yang Diterima

 Oleh Ust. Drs. Abu Bakar



Setiap Muslim yang beriman tentu sangat menginginkan agar amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT. Namun, secara syar'i, tidak semua amal ibadah otomatis diterima oleh-Nya.

Perhatikan salah satu firman Allah SWT:

بَلَىٰ ۗ مَنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَلَهُ أَجْرُهُ عِندَ رَبِّهِ ۚ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
"(Bukan begitu), tetapi barang siapa yang menyerahkan diri kepada Allah (ikhlas dalam ibadah dan amal), sedangkan ia berbuat kebajikan (mengikuti sunnah Rasul), maka baginya pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada rasa takut pada mereka, dan mereka tidak pula bersedih hati."
(QS Al-Baqarah: 112)

Terkait ayat ini, Imam Ibnu Katsir menjelaskan bahwa sesungguhnya amal yang dapat diterima di sisi Allah SWT memiliki dua syarat utama, yaitu:

  1. Ikhlas karena Allah semata.

  2. Benar, yakni sesuai dengan syariat Islam.

Beliau menambahkan bahwa terkadang suatu amalan dikerjakan dengan ikhlas, tetapi tidak sesuai dengan syariat. Maka amalan tersebut tidak akan diterima. Perhatikan sabda Rasulullah SAW berikut:

من عمل عملا ليس عليه أمرنا فهو ردٌّ
"Barang siapa yang mengerjakan suatu amalan yang tidak ada perintahnya dari kami (Rasulullah SAW), maka amalan tersebut tertolak."
(HR. Muslim, dari 'Aisyah r.a.)

Sebaliknya, jika suatu amal secara lahiriah tampak sesuai dengan syariat, tetapi niat pelakunya tidak ikhlas karena Allah — melainkan karena riya (ingin dipuji orang) atau nifaq (kemunafikan) — maka amal tersebut juga akan ditolak.

Oleh karena itu, kita sebagai Muslim dituntut untuk selektif dan terukur (shahih) dalam memilih serta mengerjakan amal ibadah yang termasuk dalam unsur 'ubudiyah (ritual), baik dari sisi konten amalnya maupun kaifiyat (cara) pelaksanaannya.

Semoga kita semua termasuk orang-orang yang ikhlas dan benar dalam beramal ibadah.
Baarakallahu fiikum.


Sumber Bacaan:

  1. Tafsir Ibnu Katsir, Jilid I, hlm. 154–155

  2. Muqarraratut Tauhid, Jilid I, hlm. 72–73

  3. Dan referensi lain yang relevan

Komentar