Oleh Ust. Drs. Abu Bakar
Terkadang kita masih menjumpai sebagian kaum Muslimin yang meyakini benda-benda tertentu sebagai alat penolak bala, penyembuh penyakit, atau penjaga dari mara bahaya. Keyakinan seperti ini—meski hanya tersimpan dalam hati—bertentangan dengan syariat Islam dan merupakan warisan dari perbuatan orang-orang jahiliyah.
Padahal, ajaran Islam telah melarang secara tegas bentuk kepercayaan seperti itu. Islam mengajarkan bahwa hanya Allah-lah tempat bergantung dan sumber perlindungan sejati.
Dalil-Dalil dari Hadis
-
Hadis Pertama:
إِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَى رَجُلًا فِي يَدِهِ حَلْقَةٌ مِنْ صُفْرٍ، فَقَالَ: مَا هَذِهِ؟ قَالَ: مِنَ الْوَاهِنَةِ. فَقَالَ: انْزِعْهَا، فَإِنَّهَا لَا تَزِيدُكَ إِلَّا وَهْنًا، فَإِنَّكَ لَوْ مِتَّ وَهِيَ عَلَيْكَ مَا أَفْلَحْتَ أَبَدًا.
"Sesungguhnya Nabi SAW melihat seorang laki-laki memakai gelang dari kuningan, lalu beliau bertanya: ‘Apa ini?’ Laki-laki itu menjawab: ‘Untuk menolak penyakit.’ Maka Rasulullah SAW bersabda: ‘Lepaskan benda itu! Sesungguhnya benda ini tidak akan menambah apa pun kecuali kelemahan. Jika engkau mati dalam keadaan masih memakainya, maka engkau tidak akan beruntung selamanya.’"
(HR. Ahmad dari ‘Imran bin Husain r.a., sanadnya hasan menurut Imam Ahmad)
-
Hadis Kedua:
مَنْ تَعَلَّقَ تَمِيمَةً فَلَا أَتَمَّ اللَّهُ لَهُ، وَمَنْ تَعَلَّقَ وَدَعَةً فَلَا وَدَعَ اللَّهُ لَهُ
"Barang siapa menggantungkan tamimah (jimat), maka Allah tidak akan menyempurnakan urusannya; dan barang siapa menggantungkan wada’ah (kulit kerang dan semacamnya), maka Allah tidak akan menjaga dirinya."
(HR. Ahmad dari ‘Uqbah bin Amir)
Dalam riwayat lain:
مَنْ تَعَلَّقَ تَمِيمَةً فَقَدْ أَشْرَكَ
"Barang siapa menggantungkan jimat, maka sungguh ia telah berbuat syirik."
(HR. Ahmad, Abu Ya’la, dan Al-Hakim)
Pesan Tauhid: Kembali kepada Allah
Dengan penuh kasih sayang dan nasihat, kami mengajak saudara-saudaraku sesama Muslim—yang mungkin masih menyimpan keyakinan atau kebiasaan memakai jimat, gelang, kalung, kerang, atau benda lain untuk tujuan keselamatan atau perlindungan gaib—untuk segera bertaubat dan meninggalkan kebiasaan tersebut.
Mari kembali kepada tauhid yang murni. Gantungkan seluruh harapan dan perlindungan hanya kepada Allah. Perbanyaklah membaca doa berikut sebagai wujud tawakal:
حَسْبِيَ اللَّهُ، عَلَيْهِ يَتَوَكَّلُ الْمُتَوَكِّلُونَ
Hasbiyallāhu, ‘alaihi yatawakkalul-mutawakkilūn
Artinya: “Cukuplah Allah sebagai penolongku, hanya kepada-Nya orang-orang yang bertawakal berserah diri.”
(QS Az-Zumar: 38)
Penutup
Semoga kita termasuk hamba-hamba Allah yang bersih dari perbuatan syirik, menjaga tauhid dalam keyakinan dan amalan, serta senantiasa bersandar kepada Allah SWT dalam segala urusan.
Baarakallahu fiikum.
Sumber Bacaan:
-
Syarah Kitab Tauhid, Fathul Majīd, karya Asy-Syaikh ‘Abdurrahman bin Hasan Āli Asy-Syaikh, hlm. 121–127
-
Tahdzīb Tashīlul ‘Aqīdah al-Islāmiyyah, karya Ustadz Dr. ‘Abdullah bin ‘Abdul ‘Azīz Al-Jabriin, hlm. 166–173
-
Dan referensi lainnya yang mendukung
Komentar
Posting Komentar