Oleh Ust. Drs. Abu Bakar
Bulan Ramadan adalah bulan yang penuh keberkahan dan keutamaan. Di dalamnya terdapat berbagai peluang amal yang tidak hanya berpahala besar, tetapi juga berdampak membentuk karakter muslim bertakwa, dengan keimanan yang semakin kokoh dan semangat ibadah yang terus meningkat.
Beberapa amalan utama yang sangat dianjurkan sepanjang hari-hari Ramadan antara lain:
Memperbanyak Sedekah
Di antara amalan yang paling utama di bulan Ramadan adalah bersedekah. Keutamaannya ditegaskan oleh hadis berikut:
أيُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: صَدَقَةٌ فِي رَمَضَانَ
"Sedekah apa yang paling utama?" Beliau menjawab: "Sedekah di bulan Ramadan."
(HR. At-Tirmidzi dari Anas radhiyallāhu ‘anhu)
Sedekah di bulan Ramadan memiliki nilai lebih karena dilakukan di waktu yang penuh berkah, di saat banyak saudara kita yang membutuhkan uluran tangan, terutama fakir miskin dan para pejuang hidup.
Tadarus Al-Qur’an
Membaca dan menyimak Al-Qur’an secara rutin, baik malam maupun siang, merupakan amalan yang sangat utama di bulan Ramadan. Rasulullah ﷺ sendiri setiap malam Ramadan melakukan tadarus Al-Qur’an bersama malaikat Jibril ‘alaihis-salām.
Dari Ibnu ‘Abbās radhiyallāhu ‘anhumā:
"Rasulullah ﷺ adalah orang yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan lagi pada bulan Ramadan ketika Jibril menemuinya setiap malam untuk mengajarkan Al-Qur’an."
(HR. Bukhari dan Muslim)
Qiyām Ramadan (Salat Tarawih)
Salat tarawih adalah amalan khas malam-malam Ramadan. Ibadah ini sebaiknya dikerjakan dengan tenang, khusyuk, dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah ﷺ. Hindari pelaksanaan yang tergesa-gesa, karena dikhawatirkan amal tersebut tidak diterima.
Dari Abu Hurairah radhiyallāhu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:
"Barang siapa melaksanakan qiyām Ramadan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu."
(HR. Bukhari dan Muslim)
I‘tikaf di Masjid pada Sepuluh Malam Terakhir
I‘tikaf merupakan amalan sunnah yang sangat dianjurkan, terutama di sepuluh malam terakhir bulan Ramadan. I‘tikaf dilakukan dengan berdiam di masjid dalam rangka beribadah, memperbanyak dzikir, tilawah, dan qiyāmullail, sambil mengharapkan Lailatul Qadar.
Dari Ibnu ‘Umar radhiyallāhu ‘anhumā:
"Rasulullah ﷺ beri‘tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan."
(HR. Bukhari dan Muslim)
Lailatul Qadar adalah malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan (setara dengan 83 tahun lebih). Amalan di malam tersebut sangat besar pahalanya, dan ia biasanya berada di malam-malam ganjil dari sepuluh malam terakhir.
Semoga bermanfaat. Bārakallāhu fīkum.
Sumber bacaan:
-
Kitab Tarjih, hlm. 174–186
-
Fiqih Sunnah, Jilid I, hlm. 385–404
-
Bulūghul-Marām dan Subulu-s-Salām, Bab Shaum
-
Pedoman Puasa, Prof. Dr. Hasbi Ash-Shiddieqy
Komentar
Posting Komentar