Kajian Seputar Isra' Mi'raj: Nabi SAW Menerima Perintah Shalat 50 Waktu

 Oleh Syt. Drs. Abu Bakar



Makna Isra’ dan Mi’raj

Isra' adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW pada sebagian malam, dari Masjidil Haram (Mekkah) ke Masjidil Aqsha (Palestina). (Baca QS Al-Isra’: 1)

Mi'raj adalah perjalanan lanjutan Nabi SAW pada malam yang sama, dari Masjidil Aqsha naik ke langit, melintasi tujuh lapis langit hingga sampai ke Sidratul Muntaha, wilayah tertinggi dan pusat kekuasaan Allah SWT. (Hadis paling sahih tentang mi’raj ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari sahabat Anas bin Malik r.a.)


Perintah Shalat: Langsung dari Allah

Shalat adalah ibadah paling tinggi derajatnya, bahkan disebut sebagai tiang agama. Ia tidak diturunkan melalui perantara malaikat Jibril, tetapi diperintahkan langsung oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dalam peristiwa Mi'raj.

Shalat adalah:

  • Perintah langsung dari Allah tanpa perantara.

  • Amal pertama yang akan dihisab pada Hari Kiamat.

  • Wasiyat terakhir Nabi SAW sebelum wafatnya, yakni:

الصلاة، الصلاة...
"Shalat, shalat... jangan ditinggalkan!"
(HR Ahmad)


Dari 50 Waktu Menjadi 5 Waktu

Ketika Nabi SAW berada di Sidratul Muntaha, Allah SWT mewajibkan shalat 50 waktu sehari semalam kepada umat beliau.

Namun atas saran Nabi Musa a.s., Nabi Muhammad SAW berulang kali memohon keringanan kepada Allah. Hal ini terjadi sebanyak 9 kali, hingga akhirnya shalat dikurangi menjadi 5 waktu.

Meskipun tinggal 5 waktu, Allah berfirman:

"Hai Muhammad! Sesungguhnya Aku tidak mengubah ketetapan-Ku. Dengan 5 waktu ini, Aku beri pahala sebanding 50 waktu."
(HR Ahmad, An-Nasai, Tirmidzi – dari Anas bin Malik r.a.)


Hadis Shahih dari Anas r.a.

قال أنس:
"فُرِضَتِ الصَّلاَةُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْلَةَ أُسْرِيَ بِهِ خَمْسِينَ، ثُمَّ نُقِصَتْ حَتَّى جُعِلَتْ خَمْسًا، ثُمَّ نُودِيَ: يَا مُحَمَّدُ، إِنَّهُ لَا يُبَدَّلُ الْقَوْلُ لَدَيَّ، وَإِنَّ لَكَ بِهَذِهِ الْخَمْسِ خَمْسِينَ."
(HR Ahmad, An-Nasai, Tirmidzi – hadits shahih)


Hikmah dan Peringatan

Perintah shalat adalah oleh-oleh terbesar dari Isra’ Mi’raj. Mari kita jaga dan laksanakan shalat lima waktu ini dengan baik. Jangan sampai kita melalaikan salah satunya, karena meninggalkan shalat bisa berakibat pada kekafiran dan siksaan berat di akhirat.
(HR Ahmad, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah dari Jabir r.a.)


Tambahan: Ragam Bacaan Shalat

Shalat juga mengajarkan kita keragaman dalam beribadah (at-tanawwu’ fi al-‘ibadah). Bacaan dalam shalat, baik dzikir maupun doa, memiliki beragam redaksi yang sahih.

Kita boleh memilih bacaan yang sudah diajarkan Rasulullah SAW, namun lebih baik jika kita hafal semuanya, agar bisa diamalkan secara bergantian. Bila suatu bacaan memiliki sanad yang lebih kuat, disunnahkan untuk lebih sering diamalkan, tanpa meninggalkan yang lain.


Penutup

Isra’ Mi’raj bukan sekadar kisah perjalanan Nabi Muhammad SAW, tetapi perjalanan spiritual yang melahirkan anugerah agung: shalat lima waktu.
Mari kita tegakkan shalat, jaga waktunya, khusyuk dalam pelaksanaannya, dan ajarkan kepada keluarga serta anak-anak kita sejak dini.


Sumber Bacaan:

  1. Tafsir Jalalain, surah Al-Isra'

  2. Nurul Yaqin, hal. 69–72

  3. Fiqih Sunnah, Jilid 1, hal. 78–79

  4. Kitab-kitab hadis: Ahmad, Nasai, Tirmidzi, Muslim, dll.


Komentar