Kajian Seputar Shalat: Tiga Golongan Manusia yang Shalatnya Tidak Terangkat (Tidak Diterima oleh Allah SWT)
Oleh Ust. Drs. Abu Bakar
Pendahuluan
Shalat merupakan ibadah yang sangat agung dalam Islam. Ia adalah tiang agama dan penghubung langsung antara seorang hamba dan Rabb-nya. Namun, tidak semua shalat diterima oleh Allah SWT. Ada golongan-golongan tertentu yang shalatnya tidak terangkat ke langit, yakni tidak melewati batas atas kepalanya sejengkal pun—artinya tidak bernilai di sisi Allah.
Ini adalah persoalan serius yang patut menjadi bahan perenungan dan muhasabah bagi kita semua.
Hadits Nabi SAW Tentang Shalat yang Tidak Terangkat
عن ابن عباس عن رسول الله ﷺ قال: "ثلاثة لا تُرْتَفَعُ صلاتهم فوق رؤوسهم شِبْرًا: رجلٌ أمَّ قومًا وهم له كارهون، وامرأةٌ باتت وزوجها عليها ساخط، وأخوان متصارمان".
(رواه ابن ماجه، حديث حسن)
Artinya:
“Dari Ibnu ‘Abbas r.a., dari Rasulullah ﷺ, beliau bersabda: Ada tiga golongan yang shalatnya tidak akan terangkat di atas kepala mereka sejengkal pun (yakni, tidak diterima oleh Allah SWT), yaitu:
-
Seorang laki-laki yang menjadi imam suatu kaum, sementara mereka membencinya (tidak ridha dipimpin oleh dia).
-
Seorang istri yang tidur dalam keadaan suaminya murka kepadanya (karena tidak dilayani atau menyakiti suami).
-
Dua orang saudara (seiman) yang saling memutuskan hubungan (tidak saling menyapa dan bermusuhan).”
(HR Ibnu Majah, hadis hasan)
Penjelasan Singkat Tiap Golongan
1. Imam yang Dibenci oleh Makmumnya
Imam yang memimpin shalat berjamaah hendaknya orang yang disukai, dihormati, dan dipercaya oleh jamaah. Jika imam dibenci karena akhlaknya, ketidakadilan, atau kepemimpinannya yang buruk, maka shalatnya tidak bernilai di sisi Allah, meskipun secara hukum sah.
2. Istri yang Dimarahi Suaminya Saat Tidur
Seorang istri yang membuat suaminya murka, khususnya dalam hal pelayanan batin (selama dalam perkara yang ma’ruf), maka shalatnya pada malam itu tidak diterima hingga ia meminta ridha suaminya. Ini menunjukkan pentingnya menjaga keharmonisan dan tanggung jawab dalam rumah tangga.
3. Dua Orang Muslim yang Bermusuhan
Memutus silaturahmi dan hubungan baik, terutama di antara saudara seiman, adalah perkara besar yang bisa menghalangi diterimanya amal. Islam sangat menganjurkan untuk menyambung tali persaudaraan dan memaafkan sesama.
Kesimpulan dan Renungan
Hadis ini menjadi peringatan bagi kita bahwa kualitas hati, hubungan sosial, dan akhlak sangat berpengaruh terhadap diterimanya ibadah shalat. Bukan hanya gerakan dan bacaan yang menentukan nilai shalat, tetapi juga kondisi batin dan interaksi kita dengan sesama manusia.
Mari kita:
-
Berusaha menjadi imam yang dicintai dan dipercaya jamaah.
-
Menjaga keharmonisan rumah tangga dengan saling ridha.
-
Menjaga hubungan baik dan saling memaafkan antar saudara.
Semoga bermanfaat. Baarakallaahu fiikum.
Sumber Bacaan:
-
Sunan Ibnu Majah, hlm. 168, hadis no. 971, bab: "من أم قومًا وهم له كارهون".
-
Kitab Targhib wa Tarhib
-
Syarah Riyadus Shalihin
Komentar
Posting Komentar