- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Oleh Ust. Drs. Abu Bakar
Shadaqah adalah salah satu ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Namun, ada hal-hal yang dapat menghapus atau mengurangi pahala shadaqah tersebut. Salah satunya adalah mengungkit-ungkit pemberian atau memberikan shadaqah dengan tujuan untuk mendapatkan pujian atau perhatian dari orang lain (riya).
Firman Allah SWT tentang Hapusnya Pahala Shadaqah
Allah SWT berfirman dalam Al-Quran:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُم بِالْمَنِّ وَالْأَذَىٰ كَالَّذِي يُنفِقُ مَالَهُ رِئَاءَ النَّاسِ
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghapuskan (pahala) shadaqahmu dengan menyebut-nyebut dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya (pengen dilihat dan dipuji) manusia..."
(QS Al-Baqarah: 264)
Dari ayat ini, kita dapat memahami bahwa dua hal yang dapat membatalkan pahala shadaqah adalah:
-
Mengungkit pemberian: Orang yang memberi shadaqah lalu terus-menerus menyebut-nyebut pemberiannya atau menyakiti perasaan orang yang menerima.
-
Riya (ingin dilihat orang): Pemberian shadaqah yang bertujuan agar orang lain melihat dan memuji, bukan semata-mata karena Allah SWT.
Pahala Shadaqah yang Ikhlas
Sebaliknya, shadaqah yang diterima oleh Allah SWT adalah shadaqah yang diberikan dengan niat ikhlas, semata-mata untuk mencari ridha Allah. Pemberian yang tidak dilatarbelakangi oleh rasa ingin dipuji atau dilihat orang akan diterima sebagai amal yang baik di sisi Allah.
Menjadi ikhlas memang tidak mudah, namun ada sebuah gambaran sederhana tentang ikhlas. Ikhlas itu bagaikan seseorang yang buang air besar: setelah selesai, ia tidak menengok lagi dan tidak menyesal. Artinya, setelah memberi, tidak ada perasaan bangga atau berharap imbalan, hanya berharap ridha Allah.
Keutamaan Shadaqah yang Ikhlas
Shadaqah yang diberikan dengan ikhlas karena Allah SWT akan memberikan banyak manfaat:
-
Mengurangi hukuman-hukuman Allah baik di dunia maupun di akhirat.
-
Meningkatkan keberkahan hidup dan melapangkan rezeki.
-
Menjadi amal jariyah yang terus mengalir pahalanya meskipun kita sudah meninggal dunia.
Meskipun jumlahnya kecil atau besar, bentuknya berupa uang, barang, tenaga, atau pemikiran, yang terpenting adalah niat dan keikhlasan kita dalam memberi.
Kesimpulan
Shadaqah adalah ibadah yang mulia, namun kita harus memperhatikan niat kita. Jangan sampai shadaqah kita hilang pahalanya hanya karena kita mengungkit pemberian atau melakukannya untuk mendapatkan pujian dari orang lain. Sebaliknya, marilah kita berusaha memberi dengan ikhlas dan hanya untuk mendapatkan ridha Allah SWT.
Semoga kita semua diberi kemudahan untuk selalu beribadah dengan tulus dan mendapatkan pahala yang berlipat dari Allah SWT.
Baarokallaahu fiikum.
Sumber Bacaan:
-
Fiqih Sunnah, jilid I, hlm. 360.
-
Dll.
Berikut adalah versi teks kajian shadaqah yang telah disunting dengan memperhatikan kaidah EYD, struktur kalimat, serta penyampaian yang komunikatif dan jelas:
Kajian Shadaqah: Hapusnya Pahala Shadaqah
1. Pendahuluan
Shadaqah merupakan salah satu amal yang sangat dianjurkan dalam Islam. Pahala shadaqah tidak hanya bergantung pada besarnya harta yang ditunaikan, melainkan juga pada niat dan cara pemberian. Dalam ajaran Islam, sangat ditekankan agar pemberi shadaqah tidak mengundang-undang (menjengkelkan) penerima shadaqah atau bahkan memamerkan hartanya. Hal ini untuk menghindari sifat riya (pamer) dan menyakiti perasaan orang yang diberi, sehingga pahala shadaqah yang diterima menjadi batal.
2. Dalil Al-Qur’an Tentang Shadaqah
Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Baqarah:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْأذَىٰ كَالَّذِي يُنفِقُ مَالَهُ رِئَاءَ النَّاسِ...
(QS. Al-Baqarah: 264)
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghapuskan (pahala) shadaqahmu dengan menyebut-nyebut dan menyakiti perasaan si penerima, seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya (ingin dilihat dan dipuji) manusia…”
Ayat ini menegaskan bahwa pahala shadaqah yang tulus adalah yang diberikan karena iman dan semata-mata karena Allah, bukan untuk pamer atau mendapatkan pujian dari manusia.
3. Makna dan Hikmah Shadaqah Tulus
-
Niat Murni:
Shadaqah seharusnya didasari oleh keikhlasan; yaitu mengharapkan ridha Allah SWT. Bayangkan keikhlasan itu seperti perbuatan buang air yang tidak disertai dengan pamer atau penyesalan, melainkan dibiarkan terselesaikan dengan alami dan tidak dipertontonkan. -
Menghindari Sifat Riyaa:
Jika seseorang menafkahkan hartanya dengan tujuan riyaa, pahala yang diperolehnya akan terhapus. Riyaa adalah hal yang sangat dibenci oleh Allah SWT karena mengurangi keikhlasan serta menimbulkan kesan menyakiti perasaan penerima shadaqah. -
Manfaat Dunia dan Akhirat:
Shadaqah yang tulus, baik berupa uang, barang, tenaga, maupun pikiran, insya Allah akan dapat mengurangi berbagai beban atau hukuman di dunia dan di akhirat. Dengan rutin memperbanyak shadaqah dengan niat yang lurus, kita turut berperan dalam menjaga hubungan sosial serta memperoleh keberkahan dari Allah SWT.
4. Kesimpulan
Agar shadaqah kita tidak batal dan pahala yang diperoleh tetap sampai di sisi Allah SWT, penting bagi kita untuk:
-
Menjaga niat agar benar-benar ikhlas hanya karena Allah.
-
Tidak mengundat-undat penerima shadaqah atau memamerkan harta.
-
Menghindari segala bentuk riyaa dalam beramal, sehingga setiap shadaqah membawa manfaat dan keberkahan yang maksimal.
Semoga dengan usaha kita menjaga keikhlasan dalam setiap pemberian, pahala shadaqah yang diperoleh menjadi berlipat ganda dan membawa kebaikan bagi dunia serta akhirat.
Bārakallāhu fīkum. Semoga bermanfaat.
Sumber Bacaan:
-
Kitab Fiqih Sunnah, Jilid I, hal. 360
-
Referensi lainnya
Komentar
Posting Komentar