Oleh Ust. Drs. Abu Bakar
Pendahuluan
Sebagian manusia terlena dan lupa daratan dalam hidup di dunia. Mereka hidup seolah-olah akan selamanya berada di dunia ini. Hidup diisi dengan belanja tanpa henti, mencari hiburan dari tempat ke tempat, menikmati makanan enak, dan menyusun rencana duniawi tanpa memperhitungkan kehidupan akhirat.
Fenomena ini adalah cermin dari gaya hidup hedonistik, yaitu hidup yang hanya mengejar kepuasan duniawi dan melupakan kebahagiaan abadi di akhirat.
Umur Dunia Menurut Pandangan Allah SWT
Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa satu hari di sisi Allah setara dengan seribu tahun dalam hitungan manusia (lihat QS Al-Hajj: 47). Jika dikalkulasikan:
-
1 jam waktu Allah ≈ 41 tahun 8 bulan waktu manusia
-
70 tahun usia manusia ≈ 1,5 jam dalam hitungan Allah
-
100 tahun usia manusia ≈ 2,5 jam dalam hitungan Allah
Dengan kata lain, kehidupan di dunia ini sangat singkat. Maka, sangat keliru jika manusia terlalu larut dalam urusan dunia dan lupa pada kehidupan yang kekal di akhirat.
Hadis tentang Umur Umat Nabi Muhammad SAW
أَعْمَارُ أُمَّتِي مَا بَيْنَ السِّتِّينَ إِلَى السَّبْعِينَ، وَأَقَلُّهُم مَنْ يَجُوزُ ذَلِكَ
“Umur umatku berkisar antara 60 hingga 70 tahun, dan hanya sedikit yang melebihi usia itu.”
(HR. Tirmidzi dari Abu Hurairah r.a.)
Hadis ini menegaskan bahwa rata-rata umur umat Nabi Muhammad SAW tidak panjang. Maka siapa pun yang telah mencapai usia 60 tahun atau lebih, hendaknya segera memperbanyak amal, memperbaiki diri, dan memperkuat iman serta takwa.
Pelajaran yang Dapat Diambil
Pelajaran | Keterangan |
---|---|
Umur itu singkat | Maka jangan disia-siakan untuk hal yang sia-sia |
Dunia hanya sementara | Fokuskan hidup pada amal saleh untuk akhirat |
Orang cerdas pikirkan akhirat | Nabi menyebut orang cerdas adalah yang menyiapkan bekal akhirat |
Jangan tunda tobat | Karena kematian bisa datang kapan saja |
Waktu adalah nikmat besar | Gunakan sebaik-baiknya sebelum habis |
Penutup
Manusia yang cerdas adalah manusia yang mampu mengelola waktunya dengan bijak dan sadar bahwa dunia hanyalah tempat persinggahan, bukan tempat tinggal abadi.
Manfaatkan sisa umur untuk memperbaiki amal, meningkatkan ibadah, dan menanam sebanyak-banyaknya bekal untuk kehidupan akhirat.
“Tidak akan bergeser kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai ia ditanya tentang umurnya, untuk apa dihabiskan…”
(HR. Tirmidzi)
Semoga Allah SWT menjadikan umur kita penuh berkah dan bermanfaat.
Baarokallaahu fiikum.
Sumber Bacaan
-
Fiqih Sunnah, Sayyid Sabiq, Jilid 1, hal. 430
-
Sunan at-Tirmidzi, Kitab Az-Zuhd
-
Tafsir Ibnu Katsir, QS Al-Hajj: 47
-
Al-Mu'jam al-Awsath, at-Tabarani – riwayat penunjang
Komentar
Posting Komentar