Manfaat Silaturahim

 Oleh Ust. Drs. Abu Bakar



Silaturahim adalah amalan mulia yang dianjurkan dalam Islam. Selain mempererat hubungan kekeluargaan dan sosial, silaturahim juga mendatangkan banyak manfaat, baik duniawi maupun ukhrawi. Berikut adalah beberapa manfaat serta bahaya memutuskan silaturahim, berdasarkan Al-Qur'an dan hadis sahih.


Manfaat Silaturahim

1. Mendapatkan Rahmat, Nikmat, dan Ihsan dari Allah SWT

Dalam hadis sahih riwayat Muttafaq ‘Alaih dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ menjelaskan bahwa silaturahim merupakan wujud kasih sayang dan kelembutan hati, yang menjadi sebab turunnya rahmat Allah.
Menurut para ulama, hakikat silaturahim adalah “al-‘athfu war-rahmah”, yakni sikap lemah lembut dan kasih sayang terhadap keluarga dan kerabat.

2. Dijauhkan dari Neraka dan Dimasukkan ke Surga

Rasulullah ﷺ menegaskan dalam banyak hadis bahwa orang yang menjaga hubungan kekeluargaan akan dijauhkan dari siksa neraka dan didekatkan ke surga. Ini menunjukkan kedudukan tinggi amalan silaturahim dalam Islam.
(HR. Muttafaq ‘Alaih)

3. Diluaskan Rezeki dan Dipanjangkan Umur

Nabi Muhammad ﷺ bersabda:

مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ، وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Barang siapa ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung silaturahim.”
(HR. Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)

Penjelasan Ulama tentang “dipanjangkan umur”:

  • Sebagian ulama mengatakan umur tersebut tetap sesuai ketentuan Allah sejak azali, namun berkah dan kebaikannya meningkat sehingga terasa panjang dan bermanfaat.

  • Ulama lain berpendapat bahwa Allah benar-benar memberi tambahan umur secara khusus kepada orang yang menjaga silaturahim, sebagai bentuk pengecualian dari takdir umum.

Kedua pendapat tersebut sepakat bahwa silaturahim membawa manfaat besar, baik secara lahiriah maupun batiniah.


Bahaya Memutuskan Silaturahim

Sebaliknya, orang yang memutuskan tali silaturahim mendapat ancaman keras dalam Al-Qur’an dan hadis:

1. Dilaknat oleh Allah SWT

"Maka apakah sekiranya kamu berkuasa, kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah..."
(QS. Muhammad: 22–23)

Juga dalam QS. Ar-Ra’d: 25, Allah mengancam dengan azab yang berat bagi orang yang memutuskan silaturahim.

2. Tidak Masuk Surga

Rasulullah ﷺ bersabda:

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ
“Tidak akan masuk surga orang yang memutus (hubungan kekeluargaan).”
(HR. Bukhari dan Muslim, dari Jubair bin Muth’im radhiyallahu ‘anhu)

Sufyan Ats-Tsauri, seorang tabi’in besar, menafsirkan bahwa yang dimaksud “qathi’” adalah orang yang memutuskan tali silaturahim.

3. Diputuskan Hubungannya oleh Allah SWT

Rasulullah ﷺ bersabda:

الرَّحِمُ مُعَلَّقَةٌ بِالْعَرْشِ، تَقُولُ: مَنْ وَصَلَنِي وَصَلَهُ اللَّهُ، وَمَنْ قَطَعَنِي قَطَعَهُ اللَّهُ
“Rahim itu tergantung di ‘Arsy. Ia berkata: ‘Barang siapa menyambungku, Allah akan menyambungnya. Dan barang siapa memutuskanku, maka Allah akan memutuskannya.’”
(HR. Bukhari dan Muslim)


Penutup

Na’udzu billah! Semoga kita semua dijauhkan dari sikap memutuskan silaturahim. Mari jaga dan rawat hubungan kekeluargaan kita, baik dengan keluarga dekat maupun kerabat jauh, demi meraih keberkahan hidup di dunia dan keselamatan di akhirat.

Silaturahim tidak harus menunggu momen besar. Ucapan salam, telepon, pesan singkat, atau doa yang tulus pun bisa menjadi pengikat hati.

Semoga bermanfaat. Baarakallahu fiikum.


Sumber Bacaan:

  1. Riyadhus Shalihin dan syarahnya

  2. Bulughul Maram dan syarahnya

  3. Kuliah Akhlak, Prof. Dr. Yunahar Ilyas

  4. Membumikan Al-Qur’an, M. Quraish Shihab

Komentar