Oleh Ust. Drs. Abu Bakar
Dalam perspektif Islam, mimpi memiliki makna dan pengaruh yang cukup besar. Bahkan dalam beberapa riwayat, mimpi dapat menjadi bagian dari kabar gembira bagi orang beriman. Namun, tidak semua mimpi berasal dari Allah. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui jenis, adab, dan doa seputar mimpi.
Pengertian Mimpi
Menurut Prof. Dr. Zakiyah Daradjat dalam bukunya Ilmu Jiwa Agama, mimpi adalah:
“Suatu angan-angan atau keinginan yang belum tercapai, kemudian menjelma dalam bentuk gambaran di alam tidur.”
Contohnya: seseorang sangat ingin menikah, namun belum kesampaian, lalu keinginan itu muncul dalam bentuk mimpi pernikahan.
Jenis-Jenis Mimpi
Berdasarkan Al-Qur’an dan hadis shahih, para ulama membagi mimpi menjadi tiga jenis, yaitu:
-
Mimpi baik (ru'ya shalihah)
-
Berasal dari Allah SWT.
-
Biasanya membawa kabar gembira, kedamaian, atau petunjuk.
-
Disunnahkan untuk memuji Allah (mengucap Alhamdulillah) dan boleh diceritakan kepada orang yang kita percaya.
-
-
Mimpi buruk (hulm/minasy syaithan)
-
Datangnya dari setan.
-
Bisa berupa mimpi menakutkan, menyedihkan, atau yang mengganggu jiwa.
-
Nabi ﷺ mengajarkan:
-
Meludah kecil ke arah kiri tiga kali (tanpa air liur).
-
Membaca ta‘awudz.
-
Mengubah posisi tidur.
-
Tidak menceritakannya kepada siapa pun.
-
Insya Allah, mimpi itu tidak akan membahayakan.
-
-
-
Mimpi biasa (haditsun nafs)
-
Sekadar bisikan alam bawah sadar atau pikiran yang sering dipikirkan ketika bangun.
-
Doa Saat Mengalami Mimpi Buruk
-
Ta’awudz Umum:
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
“A‘uudzu billaahi minasy-syaythaanir-rajiim”
📚 (HR Ibnul Mundzir)
-
Doa Tambahan:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ وَسَيِّئَاتِ الْأَحْلَامِ
“Allaahumma innii a‘uudzu bika min ‘amalisy-syaythaani wa sayyi’aatil-ahlaam.”
Artinya: Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan setan dan mimpi-mimpi yang buruk.
📚 (HR Ibnu Sunni)
Dalil-Dalil yang Relevan
Beberapa referensi Al-Qur’an dan Hadis mengenai mimpi:
-
QS. Ar-Rum: 2
-
Hadis Shahih dari Abu Sa‘id, Abu Qatadah, Jabir radhiyallahu ‘anhum.
📖 (Lihat Riyadhush Shalihin, bab Ruqyah dan mimpi).
Sikap Bijak Terhadap Mimpi
-
Jangan mudah menafsirkan mimpi sendiri tanpa ilmu.
-
Serahkan kepada ahli jika diperlukan.
-
Jangan menjadikan mimpi sebagai dasar hukum atau keputusan mutlak, kecuali jika selaras dengan syariat.
Sumber Referensi
-
Riyadhush Shalihin dan syarahnya
-
Al-Adzkar – Imam An-Nawawi
-
Pedoman Dzikir dan Doa – T.M. Hasbi Ash-Shiddiqy
-
Ilmu Jiwa Agama – Prof. Dr. Zakiyah Daradjat
Komentar
Posting Komentar