Oleh Ust. Drs. Abu Bakar
Al-Qur’an adalah kalamullah, firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk hidup umat manusia, khususnya umat Islam. Membacanya adalah bentuk ibadah yang sangat utama. Oleh karena itu, kita dianjurkan untuk memuliakan dan menghormatinya dengan memperhatikan kaifiat (tata cara) dan adab-adab yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Adab-Adab Sebelum dan Ketika Membaca Al-Qur’an:
-
Berwudu terlebih dahulu.
Sebagai bentuk penghormatan terhadap Al-Qur’an, hendaknya kita dalam keadaan suci dari hadas kecil maupun besar saat membacanya. -
Membaca ta’awwudz.
Yaitu:A‘ūdzu billāhi minasy-syaithānir-rajīm.
-
Membaca dengan tartil (tenang dan perlahan).
Firman Allah dalam QS. Al-Muzammil: 4:"Wa rattilil-qur’āna tartīlā"
“Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan tartil (perlahan dan penuh penghayatan).” -
Membaca dengan suara indah dan merdu.
Nabi SAW bersabda:“Zayyinul-Qur’āna bi-ashwātikum”
“Hiasilah Al-Qur’an dengan suara kalian.” (HR. Abu Dawud) -
Membaca dengan suara jahr (keras) jika memungkinkan.
Maksudnya adalah bersuara cukup keras hingga terdengar oleh diri sendiri. Namun, tetap perhatikan situasi dan kondisi agar tidak mengganggu orang lain yang sedang beribadah atau istirahat.
Tiga Cara (Kaifiat) Membaca Al-Qur’an Berdasarkan Tempo:
-
Tahqiq (تحقيق)
-
Cara membaca dengan tempo sangat lambat dan pelan, penuh kehati-hatian.
-
Biasanya digunakan dalam:
-
Mengajar pemula
-
Lomba MTQ kategori tilawah tahqiq
-
Membenahi bacaan per huruf dan makhraj
-
-
-
Tartil (ترتيل)
-
Cara membaca dengan tempo sedang, tidak tergesa namun tidak lambat.
-
Umumnya digunakan saat:
-
Shalat (imam/makmum)
-
Tadarus bersama
-
Mengaji harian
-
-
-
Tadwir atau Hadar (تدوير / حدر)
-
Cara membaca dengan tempo cepat, namun tetap menjaga kaidah tajwid.
-
Biasanya dilakukan oleh:
-
Hafiz/hafizah saat muroja’ah hafalan
-
Orang yang sudah mahir membaca Al-Qur’an
-
Khataman Qur’an dengan target waktu tertentu (1–3 hari misalnya)
-
-
Catatan Penting:
-
Apapun cara membaca yang dipilih (tahqiq, tartil, atau hadar), wajib hukumnya menjaga hukum-hukum tajwid.
-
Jangan mencampur aduk tempo bacaan dalam satu majelis. Bila membaca dengan cara tahqiq, konsistenlah hingga selesai. Jangan tiba-tiba beralih ke tartil atau hadar di tengah-tengah bacaan.
Penutup:
Membaca Al-Qur’an bukan hanya sekadar pelafalan huruf, tetapi juga bentuk ibadah dan tadabbur terhadap wahyu Allah. Maka dari itu, memperhatikan adab dan kaifiat membacanya adalah bagian dari rasa cinta dan penghormatan kita kepada Kitabullah.
Sumber Bacaan:
-
Lintasan Sejarah Al-Qur’an – Daris Ahmad Syauqi
-
Pedoman Lagu-Lagu Tilawatil Qur’an – M. Misbachul Munir
-
Pelajaran Tajwid – A. Mas’ud Syafi’i
-
Pelajaran Tajwid Praktis – Mahfan, S.Pd.
-
Bidayatul Mustafid
Komentar
Posting Komentar