Oleh Ust. Drs. Abu Bakar
Kata "مولد (Maulid)" adalah bentuk isim zaman atau isim makan dari kata kerja : ولد - يلد - ولادة (walada-yalidu-wilaadatan), artinya : beranak/melahirkan. Isim zaman atau makannya adalah مولدا (maulidan), artinya: waktu atau tempat beranak (melahirkan). Dari kata maulid, kita mendapatkan dua pengetahuan sekaligus, yaitu kapan Nabi SAW dilahirkan dan di mana Beliau dilahirkan.
Dalam Kitab/Buku Sirah Nabawiyah dijelaskan, Nabi Muhammad SAW (ketika itu belum diangkat menjadi Nabi dan Rasul) dilahirkan di Mekkah, pada hari Senin, tanggal 12 Rabiul Awwal, Tahun Gajah. Atau bertepatan dengan tanggal 20 April 571 M, dari seorang ibu bernama : Aminah binti Wahab dan seorang ayah bernama Abdullah bin Abdul Muthalib, yaitu keturunan suku terhormat di Mekkah, yaitu suku Quraisy. Lebih lengkap nasab Nabi Muhammad SAW dari arah ayahnya adalah sebagai berikut : Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka'ab bin Lu’ay bin Ghalib bin Fahr bin Malik bin An-Nadlr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudlar bin Nazar bin Ma’ad bin Adnan... dan seterusnya sampai kepada Ismail bin Ibrahim AS, bapak bangsa Arab yang asli. Dan nasab Beliau dari arah ibu adalah sebagai berikut : Muhammad bin Aminah binti Wahab bin Abdi Manaf bin Zahrah bin Kilab... dan seterusnya sampai kepada Adnan. Dengan demikian, antara nasab ayahanda dan nasab ibunda Baginda Nabi Muhammad SAW adalah satu nasab atau satu kakek dari Kilab.
Disebut Tahun Gajah, karena pada saat Nabi Muhammad SAW dilahirkan, terjadi peristiwa yang menghebohkan, yaitu datangnya pasukan tentara bergajah yang datang dari negeri Yaman yang dipimpin oleh Gubernur Abrahah yang bermaksud ingin menghancurkan Ka’bah di Mekkah, namun kemudian digagalkan dan dipatahkan oleh Allah SWT dengan mengirim gerombolan pasukan burung Ababil. Peristiwa ini kemudian diabadikan Allah SWT dalam Surah Al-Fiil ayat 1–5.
Masa anak-anak, masa remaja, masa dewasa, masa menikah dengan Khadijah binti Khuwailid sampai dengan masa diutus, saya kira kita semua sudah mengetahui.
Pengetahuan atau pandangan terkait dengan masa-masa (periode) Nabi SAW sebelum diutus menjadi Nabi dan Rasul disebut dengan Pengetahuan atau Pandangan Secara Biologis. Demikian menurut salah satu kajian akademis. Sedangkan pengetahuan atau pandangan sejak Nabi SAW diutus menjadi Nabi dan Rasul atau mendapat tugas-tugas risalah disebut dengan Pengetahuan atau Pandangan Secara Ideologis, yang bersifat mengikat, yang wajib dan dianjurkan secara syar’i untuk kita ikuti.
Dalam refleksi peringatan Maulid Nabi SAW, intinya saya kira, seberapa jauh dan seberapa besar penguatan kita untuk meneladani dan mengikuti perilaku Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan sehari-hari Beliau, untuk kemudian diimplementasikan dan diaplikasikan dalam konteks kehidupan kita sehari-hari. Paling tidak sebagai berikut:
1. Mencintai Beliau Melebihi Segala-galanya
Firman Allah SWT:
قل إن كنتم تحبون الله فاتبعوني يحببكم الله ويغفر لكم ذنوبكم والله غفور رحيم
Artinya:
Katakanlah (hai Muhammad kepada mereka): “Jika kamu mencintai Allah, maka ikutilah aku, maka Allah akan mencintaimu dan mengampuni segala dosamu, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali Imran: 31)
Hadis Nabi SAW :
لا يؤمن أحدكم حتى أكون أحب إليه من ولده ووالده والناس أجمعين
Artinya:
“Tidaklah sempurna keimanan salah seorang kamu, sehingga aku (keberadaannya) lebih dicintai kepadanya ketimbang (mencintai) anaknya, orang tuanya, dan manusia seluruhnya.” (HR. Muslim dari Anas r.a.)
Hadis lain :
ثلاث من كن فيه وجد بهن حلاوة الإيمان: من كان الله ورسوله أحب إليه مما سواهما......
Artinya:
“Tiga golongan, barang siapa berada di dalamnya, dia akan merasakan manisnya (nikmatnya) iman : (Pertama), barang siapa Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya...” (HR. Bukhari)
2. Mengikuti Akhlak Beliau dalam Segala Aspek Kehidupan
Firman Allah SWT:
لقد كان لكم في رسول الله اسوة حسنة.....
“Sungguh telah ada bagi kamu pada diri Rasul Allah suri teladan yang baik...” (QS. Al-Ahzab: 21)
وإنك لعلى خلق عظيم
“Dan sesungguhnya Engkau (Muhammad) benar-benar di atas akhlak yang agung.” (QS. Al-Qalam: 4)
Sayyidah 'Aisyah r.a. ketika ditanya tentang akhlak Nabi SAW, dia menjawab :
كان خلقه القرآن
“Adalah akhlak Beliau itu Al-Qur’an.” (HR. Muslim)
Maksudnya, bila kita ingin mengetahui seberapa agung akhlak Nabi SAW, maka hendaklah kita baca Al-Qur’an, pahami maknanya, dan hayati maksud serta tujuannya, maka kita akan memperoleh hikmah tentang akhlak Beliau.
Akhlak Nabi SAW dalam beberapa keadaan yang seharusnya kita ikuti, antara lain:
1. Dalam Ibadah Salat
Dalam ibadah salat hendaklah kita ittiba’ (mengikuti) tata cara salat Beliau, baik dalam bacaannya maupun gerakan-gerakannya, baik menyangkut rukun-rukunnya maupun sunah-sunahnya, sebagaimana yang diajarkan oleh para sahabat Beliau dan oleh para ulama.
Nabi SAW bersabda:
صلوا كما رايتموني أصلي
“Laksanakanlah salat sebagaimana kamu melihat aku salat.” (HR. Bukhari)
Nabi SAW salat malam (qiyamulail) sampai kakinya bengkak. Sahabat bertanya: Wahai Rasulullah, Engkau rajin mengerjakan ini (qiyamulail), padahal sungguh Allah telah mengampuni buat Engkau dosa-dosa yang lalu maupun yang akan datang? Beliau menjawab:
أفلا أكون عبدا شكورا
“Apakah tidak aku ingin menjadi hamba yang banyak bersyukur (kepada Allah Ta’ala)?” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis lain :
والله، إني لأستغفر الله وأتوب إليه في اليوم أكثر من سبعين مرة .
“Demi Allah, sesungguhnya aku benar-benar memohon ampun kepada Allah (istighfar) dan bertobat kepada-Nya dalam sehari lebih banyak dari 70 kali (maksudnya, 70 kali lebih).” [ HR. Bukhari ]
2. Berdoa dalam Berbagai Keadaan
a. Ketika mau makan/minum, minimal membaca :
بسم الله / بسم الله الرحمن الرحيم
(HR. Muttafaq ‘alaih dari Umar bin Salamah r.a.)
Sesudah makan/minum :
الحمد لله الذى أطعمني هذا ورزقنيه من غير حول مني ولا قوة
(HR. Abu Dawud dan Tirmidzi dari Mu’adz bin Anas r.a.)
b. Keluar rumah :
بسم الله توكلت على الله ولا حول ولا قوة إلا بالله
Mau masuk rumah habis bepergian, mengucapkan :
اللهم إني أسالك خير المولج وخير المخرج ، بسم الله ولجنا وبسم الله خرجنا وعلى الله ربنا توكلنا.
Dilanjutkan mengucapkan :
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
(bila ada orang di dalamnya).
Dan mengucapkan :
السلام علينا وعلى عباد الله الصالحين
(bila tidak ada orang di dalamnya).
c. Mau tidur :
بسمك اللهم أحيا وأموت
(HR. Bukhari dari Hudzaifah r.a.)
Atau boleh dibalik :
بسمك اللهم أموت وأحيا
Bangun tidur, mengucapkan :
الحمد لله الذي أحيانا بعد ما أماتنا وإليه النشور
(HR. Bukhari)
d. Masuk WC :
اللهم إني أعوذ بك من الخبث والخبائث
Keluar dari WC :
غفرانك
e. Bagi suami ketika mau menggauli istri, mengucapkan :
بسم الله، اللهم جنبنا الشيطان وجنب الشيطان ما رزقتنا
Bagi istri setelah digauli :
كيف وجدت أهلك؟ بارك الله لك
(HR. Bukhari)
f. Naik kendaraan darat :
سبحان الذي سخر لنا هذا وما كنا له مقرنين
boleh ditambahi :
وإنا إلى ربنا لمنقلبون
Naik kendaraan laut :
بسم الله مجراها ومرساها إن ربي لغفور رحيم
Bila menemukan "tanjakan" dalam perjalanan, hendaklah mengucapkan : Takbir (Alloohu Akbar !), dan bila menemukan "jalan turun", hendaklah mengucapkan : Tasbih (Subhaanallaahi !).
g. Bila merasa takut di berdiam di suatu tempat, atau melewati suatu tempat, hendaklah mengucapkan :
اللهم إني أعوذ بك من شر ما خلق
Dan keteladanan akhlaq Baginda Nabi SAW yang lain-lainnya. Hanya sebahagian kecil saja sekedar contoh. Wallaahu a'lam.
Demikian, semoga bermanfaat. Baarakallaahu fiikum.
Sumber bacaan :
1.Nurul Yaqin fi Sirati Sayyidil Mursalin, Khudlari Bik, hlm. 3 dst.
2.Riwayat 25 Nabi dan Rasul, Drs. Moh. Rifa’i, hlm. 122–128.
3.Kuliah Akhlak, Prof. Dr. Yunahar Ilyas, Lc., MA.
4.Riyadhushshalihin, An-Nawawi Damaskus.
5.Al-Adzkar, An-Nawawi Damaskus.
6.Pedoman Zikir dan Doa, Prof. Dr. TM. Hasbi Ash-Shiddiqy, dll.
Komentar
Posting Komentar